24 January 2012

Campur Premium dan Pertamax, Jadi Premium Plus!


Antisipasi mulai dikuranginya pasokan premium setelah keputusan BBM bersubsidi yang akan dibatasi, kalangan bikers banyak yang melakukan trik pencampuran bahan bakar. Misalnya Premium dicampur dengan Pertamax. Tujuannya, menaikkan angka oktan dengan harga yang masih relatif terjangkau. Sebab, semakin tinggi angka oktannya, semakin lama bensin itu terbakar spontan.

Sebagaimana kita ketahui, Pertamax punya angka oktan yang lebih tinggi, yaitu 92. Sedangkan Premium angka oktannya hanya 88. Semakin tinggi angka oktannya, akan tahan terhadap kompresi. Tidak mudah terbakar sebelum api busi meletik.

Berbeda dengan bensin oktan rendah. Mudah menimbulkan pembakaran spontan. Akhirnya akan menimbulkan ketukan di dalam mesin yang biasa disebut gejala ngelitik atau knocking.

Makanya pembakaran spontan ini sebisa mungkin dihindari dengan angka oktan yang tinggi. Jika masih menggunakan premium yang beroktan 88, maka mesin akan mudah ngelitik atau knocking jika dipakai pada mesin dengan rasio kompresi besar.

Memilih BBM yang baik untuk kendaraan adalah penggunaan angka oktan yang harus sesuai dengan tekanan kompresi kendaraan kita. Semakin tinggi kompresinya maka sebaiknya menggunakan BBM berangka oktan tinggi.

Untuk kendaraan berkompresi di bawah 9 : 1 masih dapat menggunakan Premium. Namun untuk kendaraan dengan kompresi 9,1 : 1 sampai 10 : 1 sebaiknya menggunakan Pertamax atau sejenisnya dan kendaraan dengan kompresi 10,1 : 1 ke atas sebaiknya menggunakan Pertamax Plus atau sejenisnya.

Nah, salah satu cara menaikkan oktan dengan mengoplos bensin Premium dengan Pertamax. Premium dengan angka oktan 88 sedangkan Pertamax 92. Pencampuran ini bisa dinamakan Premium Plus. “Memang bisa meningkat jika dicampur antara kedua jenis bahan bakar ini,” kata M. Harun, Vice President Corporate Communication Pertamina.

Secara matematis, menghitung nilai oktan Premium Plus sangat mudah. Secara sederhana, angka oktan bisa dihitung. Jika Premium dengan oktan 88 dicampur Pertamax dengan oktan 92.

Maka hitungan secara linear dengan komposisi 50 : 50 adalah (88+92) dibagi 2, yaitu sekitar 90. Jika komposisinya berbeda, tinggal disesuaikan presentasenya.

Secara hargapun Premium Plus bisa dihitung. Dengan asumsi pengoplosan fifty-fifty, harga Premium Plus saat ini sekitar Rp 6.425. Angkanya didapat dari harga Premium ditambah Pertamax dibagi dua. Yakni Rp 4.500 + Rp 8.350 dibagi 2.

Lebih murah dan realistis dilakukan para biker. Terutama untuk motor-motor kecil yang diproduksi di lokalan. Rasio kompresinya masih bisa diatasi dengan Premium Plus.   (motorplus-online.com)

No comments: